Dalam beberapa hari ini masyarakat Aceh bahkan Indonesia dihebohkan terdamparnya 10 ekor ikan paus sperma di Pantai Ujong Kareung, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar.
Pada waktu hampir bersamaan, warga kembali dihebohkan dengan pemberitaan tentang nelayan di Bengkulu yang menemukan muntahan paus.
Muntahan paus yang disebut dengan ambergris ini menjadi sorotan karena konon harganya mencapai ratusan juta rupiah.
Hal itu karena senyawa di dalamnya disebut-sebut bisa menjadi zat pengawet parfum.
Menanggapi hal ini, pakar mamalia laut LIPI, Sekar Mira, menyampaikan keprihatinannya.
Menurut dia, hal ini cukup mengkhawatirkan karena jika ambergris yang berharga mahal dimassalkan, ditakutkan nantinya akan membahayakan populasi paus.
"Rasanya (ambergris) ini bukan peluang usaha yang efisien, kemudian juga tidak lestari," kata Sekar seperti dikutip Serambinews.com dari Kompas.com, Rabu (15/11/2017).
Ambergris memang tidak membahayakan bagi paus, tetapi perdagangannya telah dilarang di beberapa negara, seperti Amerika Serikat.
Hal ini karena ketakutan akan adanya eksploitasi paus besar-besaran.
Sekar juga menambahkan bahwa sebenarnya, paus dan mamalia laut lainnya merupakan hewan yang dilindungi dan terancam punah.
"Bahkan di International Union for Conservation of Nature (IUCN) sendiri, (paus) sudah termasuk dalam golongan vulnerable (rentan kepunahaan)," kata Sekar.
Peneliti LIPI ini juga mengingatkan bahwa sebenarnya, sudah banyak senyawa sintetis yang mirip dengan ambergris sehingga penjualan ambergris saat ini mungkin hanya pada kolektor saja.
Hubungan temuan ambergris dan paus sperma di Aceh
Meski disebut dengan muntahan paus, ambergris tidak dikeluarkan melalui mulut, melainkan dari anus paus. Dengan kata lain, ambergris sendiri adalah hasil sekresi dari saluran pencernaan dari paus.
Sekar juga menjelaskan bahwa yang terkenal menghasilkan ambergris adalah paus sperma.
Untuk dugaan apakah ambergris yang ditemukan di Bengkulu terkait dengan terdamparnya paus sperma di Aceh, Sekar tidak bisa memastikannya.
"Ambergris kan kayak byproduct di pencernaan, jadi sewaktu-waktu akan dikeluarkan. Untuk durasi atau rentang waktu paus sperma mengeluarkan ambergris ini belum ada catatannya hingga saat ini," kata Sekar.
Pada awalnya, ambergris akan mengeluarkan bau busuk. Namun, setelah beberapa waktu, benda ini akan berubah menjadi wangi.
Perubahan bau tersebut dikarenakan (senyawa) nutrisi yang tersimpan dalam muntahan paus itu. Untuk berubah menjadi wangi, biasanya dibutuhkan waktu bertahun-tahun hingga ambergris mengapung di laut.
Kaya mendadak
Sebelumnya, di Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, seorang nelayan bernama Sukadi, pada 2 November 2017 menemukan 200 kg benda mengapung di tengah Samudra Hindia yang diduga muntahan (ambergris) ikan paus.
“Awalnya, saya sedang melaut bersama empat rekan. Tepatnya antara Pulau Dua dan Pulau Enggano saya melihat benda asing berserak di tengah laut,” kata Sukadi, sebagaimana dilansir Kompas.com edisi Senin (13/11/2017).
Sukadi menjelaskan, awalnya ia tidak tahu kalau benda yang mengapung itu adalah muntahan paus. Sukadi mengira benda yang bertebaran itu adalah limbah.
“Saya cek GPS, saya kira itu limbah, lalu saya pungut dengan harapan membersihkan laut dari limbah,” katanya.
Saat benda tersebut ia kumpulkan di perahu lalu dibawa ke darat, barulah diketahui jika itu adalah muntahan paus.
Sukadi mengetahui itu setelah mengecek di video Youtube.
“Saya baru sadar yang saya temukan itu adalah muntahan ikan paus bernilai mahal, maka hebohlah. Kalau saya biasa saja tidak heboh, tetapi orang lain banyak yang heboh,” ujarnya.
Sejauh ini benda yang diduga muntahan paus tersebut masih ia simpan di rumah, belum ada yang terjual.
“Masih ada di rumah. Saya simpan sekitar 200 kg. Belum ada yang terjual, tetapi kalau ada yang berminat serius dengan harga yang cocok, maka saya jual,” ucapnya.
Dia mengaku sudah banyak yang menghubungi namun belum cocok harga. “Saya ingin di atas Rp 22 juta/kg, minimal Rp 30 juta per kilo,” ujar Sukadi.
Menurut Sukadi, warna muntahan paus itu putih bercampur kekuningan. Jika dirasa, seperti memegang lilin. Saat dipanaskan, meleleh dan dapat digunakan untuk menghidupkan api.
Dalam beberapa literatur, muntahan paus berharga cukup mahal, mencapai puluhan hingga ratusan juta sekilo.
Ambergris merupakan zat yang menumpuk di dalam usus paus. Lama menumpuk dalam perut paus, zat tersebut menjadi padat seperti lilin dan berbentuk bongkahan.
Ambergris berbentuk solid seperti lilin dan mudah terbakar. Zat ini sangat baik digunakan sebagai bahan pembuat parfum.
Ambergris yang terbuat dari muntahan ikan paus dijual seharga Rp 200 juta/kg.
Mahalnya harga parfum dari muntahan paus karena jadi favorit kalangan selebritis dunia.
Wangi ambergris bertahan lama sehingga harganya pun sangat tinggi.
sumber http://aceh.tribunnews.com
No comments:
Post a Comment